Senin, 08 Oktober 2012

STROKE





Stroke atau Cedera Vaskuler Serebral cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak. Individu yang terutama veresiko mengalami CVS adalah lansia dengan hipertensi, diabetes, hipertensi, hiperkolesteromia, atau penyakit jantung. Pada stroke, hipoksia serebral yang menyebabkan cedera dane kematian sel neuron terjadi inflamasi, yang ditandai dengan pelepasan sitokin proinflamasi, produksi radikal bebas oksigen, dan pembengkakan serta edema ruang interstisial terjadi pada kerusakan sel dan menyebabkan situasi memburuk. Demikian pula, asidosis terjadi akibat hipoksia dan mencederai otak lebih lanjut melalui aktivasi saluran ionneuron yang mendeteksi asam. Dan pada akhirnya, kerusakan otak terjadi setelah CVS, biasanya memuncak 24 sampai 72 jam setelah kematian neuron.
Ada dua klasifikasi CVS,yaitu :
1.        Stroke Iskhemik
Terjadi akibat penyumbatan aliran darah arteri yang lama ke bagian otak. Penyumbatan arteri yang menyebabkan stroke iskemik dapat terjadi akibat thrombus (bekuan darah di serebri) atau embolus (bekuan darah yang berjalan ke otak dari tempat lain di tubuh).
Bila suplai darah pada salah satu bagian berkurang, terjadilah iskhemi pada otak, dan sel yang mengalami kekurngan oksigen pada daerah ini tidak dapat berfungsi dengan sempurna.
Iskhemi yang ringan biasanya disebut TIA (Transient Ischemic Attacks), menyebabkan sel-sel otak berhenti dari fungsi normalnya, biasanya untuk beberapa menit sampai 24 jam. Bila aliran darah mulai pulih kembali, sel-sel mulai pulih fungsinya dan fungsi badan pulih kembali.
Bila iskheminya lebih lama maka terjadilah stroke. Stroke iskhemik ini menyebabkan kematian sel-sel otak yang tidak dapat pulih kembali atau disebut infark otak.
Salah satu penyebab stroke iskhemik ini sama dengan penyakit jantung, yaitu karena banyaknya lemak dalam darah sehingga menyumbat pembuluh darah tersebut.

2.        Stroke Hemoragik (perdarahan)
Terjadinya stroke karena adanya perdarahan yang terjadi bila pembuluh arteri yang berada dalam otak pecah, sehingga darah masuk ke dalam otak atau ke dalam ruangan antara otak dan tulang kepala. disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah akibat adanya emboli, ateroskelosis, atau oklusi trombotik pada pembuluh darah otak.Beberapa penyakit stroke hemoragik antara lain karena dinding arteri yang lemah, atau tekanan darah tinggi atau arterosiderosis. Penderita stroke hemoragik yang masih hidup biasanya menimbulkan kelainan neurologis.

v    Gambaran klinis
ü  Pada CVS, area otak yang mengalami iskemian menentukan gejala klinis yang terjadi. Aktivitas mental, emosi, bicara, penglihatan atau gerakan dapat terpengaruh. Banyak perubahan yang terjadi berisifat orreversible dan reversible
ü  Stroke hemoragik sering disertai oleh sakit kepala yang hebat dan penurunan kesadaran

v    Faktor  resiko stroke
Gangguan aliran darah pada stroke bukan disebabkan karena adanya virus.Pada saat stroke terjadi biasanya telah ada penyakit lain yang mendahului stroke tadi. Stroke tidak berdiri sendiri. Penyakit yang paling sering dijumpai yaitu :
a.    Penyakit kardiovaskuler (penyakit jantung, hipertensi: ada hubungan langsung antara tingginya tekanan darah dengan resiko terjadinya stroke)
b.    Penyakit/gangguan otak lainnya (penyakit degenerative)
c.    Arthritis (radang sendi)
d.    Penyakit pembuluh darah tepi
e.    Penyakit paru-paru menahun
f.    Kanker
g.    Diabetes mellitus
h.    Trauma/cidera kepala
i.     TIA (transient ischemic attack): 60% kasus stroke iskemi didahului dengan TIA ,makin sering terjadi, makin besar resiko terjadinya stroke

Beberapa faktor resiko stroke bersifat genetic dan sulit atau tidak mungkin diubah (misalnya umur : insidensi stroke sebanding dengan meningkatnya usia, siatas 55 tahun insidensinya meningkat 2 kali lipat),(jenis kelamin : insidensi pria 19%lebih tinggi daripada wanita ),Faktor resiko lainya dipengaruhi oleh lingkungan dan mungkin untuk dicegah (misalnya infeksi). Faktor resiko tertentu dipengaruhi oleh gaya hidup (misalnya merokok), dan ada juga faktor resiko yang merupakan kombinasi antara lingkungan dan familial (misalnya hipertensi)

v    Tanda dan Gejala Stroke
       Gejala yang muncul bervariasi tergantung di mana terjadi serangan           stroke iskemia, misalnya:
·                     unilateral weaknesses : biasanya hemiparesis (lumpuh separuh)
·                     unilateral sensory complaints : numbness, paresthesia (mati rasa)
·                     Aphasia : language comprehension
·                     Monocular visual loss : gangguan penglihatan sebelah

v    Komplikasi
  •    Individu yang mengalami CVS mayor pada bagian otak yang mengontrol pernapasan atau kardiovaskuler dapat meninggal. Desktruktif area ekspresif atau reseptif pada otak akibat hipoksia dapat menyebabkan kesulitan komunikasi. Hipoksia pada area motorik otak dapat menyebabkan paresis. Perubahan emosional dapat terjadi pada kerusakan korteks, yang mencakup system limbic.
  • Hematoma intraserebral dapat disebabkan oleh pecahnya aneurismaatau stroke hemoragik, yang menyebabkan cedera otak sekunder ketika tekanan intracranial meningkat.

v    Penatalaksanaan
  •  Pada pasien yang CVS-nya dapat diidentifikasi bersifat iskemik, agens trombolistik, seperti activator plasminogen jaringan (tissue plasminogen activator, TPA), dapat diberikan. TPA harus diberikan sedini mungkin(minimal dalam 3 jam pertama serangan) agar lebih efektif dalam mencegah kerusakan jangka panjang.
  •   Stroke hemoragik dapat diatasi dengan penekanan pada penghentian perdarahan dan pencegahan kekambuhan. Mungkin diperlukan pembedahan
  •  Terapi obat yang menghambat saluran ion yang mendeteksi aasam dikembangkan untuk membatasi kerusakan akibat stroke.
  • Semua pasie stroke diterapi dengan tirah baring dan penurunan stimulus eksternal untuk mengurangi kebutuhan oksigen serebral. Tindakan untuk menurunkan tekanan dan edema intracranial dapat dilakukan.
  • Terapi fisik, bicara, dan okupasional sering kali diperlukan. Kerusakan pasca stroke bagi yang bertahan hidup ini meminta perhatian besar baik bagi penderita, keluarga dan masyarakat sekitarnya, karena menghambat kemampuan fungsional mulai dari aktivitas untuk bergerak, mengurus diri, kegiatan sehari-hari, dan berkomunikasi dengan orang-orang sekitar dengan normal.





0 komentar:

Posting Komentar